Wednesday, November 3, 2010

Budgeting in the Family's Finance


In the book "Millionare Next Door," which became a best seller, Danko and Stanley explores interesting facts they found in a survey of wealthy people.

One fact is, that Danko and Stanley found that rich people take the time two times more than ordinary people to do the "Budgeting".  
From this fact we are convinced that in fact "budgeting" that is very important in a process of financial planning.

What is a "budgeting" that? "Budgeting" is the budget-making process coupled with the revenue.

We are familiar with the term revenue and expenditure budgets either through news stories in the newspapers we often hear the word as Budget and Expenditure Budget. Our country just use the budget in financial planning.

So not only state that requires the budget to manage finances, in which case we call it revenue and expenditure budget personal / family.

How is the budget created?

First of all, we must first set all kinds of revenues we have. For most people, the main source of income is salary. Maybe there are other income such as royalties, interest, rental income, and other sources-other.

for example:

REVENUES/INCOME:
 

Salary Rp.. 4.000.000, -
Royalty Rp. 500.000, -
==================================
TOTAL INCOME USD. 4.5 million, -

Next you need to define the post-major expenditure items for you. Expenditure items are diverse, highly dependent on individuals / families concerned.

Usually the expenditure items include: food / daily needs, clothing, education, health, transportation, loan payments, insurance, savings, recreation, and others.

Once you decide posts your expenses, then you set the maximum amount of money for each post.

Let's say you want to save money amounting to Rp. 400.000, - per month, or you allot of money amounting to Rp. 500.000, - for recreational purposes. Here below is a sample budget:

EXPENDITURE/EXPENSES:
 

Food / Daily Needs. Rp. 1.500.000, -
Apparel Rp. 300.000, -
Education Rp. 500.000, -
Health Rp. 300.000, -
Transportation Rp. 300.000, -
Loan Payment Rp. 500.000, -
Insurance Rp. 250.000, -
Savings Rp. 450.000, -
Recreation Rp. 500.000, -
Other Rp. 400,000 .-
=========================================
TOTAL EXPENDITURES/EXPENSES:  Rp. 4.5 million, -

Determination limit or quota for each of the expenditure items are extremely diverse, depending on your point of view of these expenditure items.  
Maybe you think that recreation is not so important, and education is much more important to you. So you can cut some recreation money, and add post ration costs for education.
 
Remember, however, the composition of your spending, total spending must be smaller than the total revenue. Try You can save at least 10% of total revenue.
Keywordsnya is: DO NOT POST MORE EXPENSES THAN INCOME.

Of course, this budget can only be useful for you if you truly apply it into your daily life.

Therefore, every day you need to take control every time you make expenditures.

Check back for expenditure where the money is spent, and whether the ration shop for the post is still sufficient? If your shopping quota is almost gone, then you need to immediately take corrective action, do the savings on expenses postal.

If you really can do it with discipline, you've run one of the secrets that only done by wealthy people.



Indonesian Version:


Di dalam buku "Millionare Next Door" yang menjadi best seller, Danko dan Stanley mengupas fakta-fakta menarik yang mereka temukan dalam survei terhadap orang-orang kaya.

Salah satu fakta adalah, bahwa Danko dan Stanley menemukan bahwa orang-orang kaya menyediakan waktu dua kali lebih banyak daripada orang biasa untuk melakukan "Budgeting". Dari fakta ini kita diyakinkan bahwa sebenarnya "budgeting" itu sagat penting dalam suatu proses perencanaan keuangan.

Apa yang dimaksud dengan "budgeting" itu? "Budgeting" adalah proses pembuatan anggaran belanja disandingkan dengan pendapatan .

Kita tidak asing dengan  istilah anggaran pendapatan dan belanja baik melalui berita-berita di surat kabar  kita sering mendengar kata APBN alias Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Negara kita saja menggunakan anggaran dalam perencanaan keuangannya.

Jadi bukan saja Negara yang membutuhkan  anggaran untuk mengelola keuangan, dalam hal ini kita sebut saja anggaran pendapatan dan belanja pribadi/keluarga.

Bagaimana anggaran dibuat?

Pertama-tama, kita harus tetapkan terlebih dahulu segala jenis pendapatan yang kita miliki. Untuk kebanyakan orang, sumber pendapatan utamanya adalah gaji. Mungkin saja masih ada pendapatan lainnya seperti royalti, bunga, pendapatan sewa, dan sumber-sumber lain-lain.

misalnya:

PENDAPATAN:
Gaji                                        Rp. 4.000.000,-
Royalti                                   Rp. 500.000,-
==================================
TOTAL PENDAPATAN      Rp. 4.500.000,-

Selanjutnya Anda perlu mendefinisikan pos-pos pengeluaran yang besar buat Anda. Pos-pos pengeluaran ini beragam, sangat  bergantung pada individu/keluarga yang bersangkutan. 

Biasanya pos-pos pengeluaran mencakup: makanan/kebutuhan harian, pakaian,  pendidikan, kesehatan, transportasi, pembayaran kredit, asuransi, tabungan, rekreasi, dan lain-lain.

Setelah Anda menentukankan pos-pos pengeluaran Anda, selanjutnya Anda menetapkan  pagu sejumlah uang untuk masing-masing pos. 

Misalkan saja Anda ingin menabung sebesar Rp. 400.000,- setiap bulannya, atau Anda menjatahkan uang sebesar Rp. 500.000,- untuk keperluan rekreasi. Berikut dibawah ini adalah contoh anggaran belanja:

BELANJA
Makanan/Kebutuhan Harian            Rp. 1.500.000,-
Pakaian                                              Rp.     300.000,-
Pendidikan                                         Rp.     500.000,-
Kesehatan                                          Rp.     300.000,-
Transportasi                                       Rp.     300.000,-
Pembayaran Kredit                           Rp.     500.000,-
Asuransi                                              Rp.    250.000,-
Tabungan                                            Rp.    450.000,-
Rekreasi                                              Rp.    500.000,-
Lain-lain                                               Rp.    400.000.-
=========================================
TOTAL BELANJA                               Rp. 4.500.000,-

Penetapan pagu atau jatah untuk masing-masing pos pengeluaran sangatlah  beragam, tergantung dari sudut pandang Anda terhadap pos pengeluaran tersebut. Mungkin saja Anda menganggap bahwa rekreasi tidak begitu penting, dan pendidikan jauh lebih penting bagi Anda. Jadi Anda dapat memotong sebagian uang rekreasi, dan menambahkan jatah biaya untuk pos pendidikan.

Ingat, bagaimanapun juga komposisi belanja Anda, total belanja harus LEBIH KECIL daripada total pendapatan. Usahakan  Anda dapat menabung setidaknya 10% dari total pendapatan.
Keywordsnya adalah : JANGAN LEBIH BESAR PASAK DARIPADA TIANG.

Tentunya anggaran ini hanya dapat berguna bagi Anda apabila Anda sungguh-sungguh menerapkannya ke dalam kehidupan harian Anda.

Oleh karena itu, setiap hari Anda perlu melakukan kontrol setiap kali melakukan pengeluaran.

Periksa kembali untuk pos belanja manakah uang tersebut  dikeluarkan, dan apakah jatah belanja untuk pos tersebut masih  mencukupi? Apabila jatah belanja Anda sudah hampir habis, maka Anda  perlu segera melakukan tindakan koreksi, lakukan penghematan pada pos belanjatersebut.

Apabila Anda benar-benar dapat melakukannya dengan disiplin, Anda sudah menjalankan salah satu rahasia yang hanya dilakukan oleh orang-orang kaya.

Financial Planner.


A financial planner is someone who uses the financial planning process to help you find the way how to achieve your life goals.
 

Financial planner can see the "helicopter-view" of your financial situation and make financial planning recommendations that are suitable for you.
 

The planner can look at all your needs including budgeting and saving, tax planning, investments, insurance and pensions. Or, the financial planner can work for you on a single financial issue but within the context of your overall financial situation.
 

A comprehensive approach for your financial goals is what distinguishes financial planning with other financial advisers, where they may be trained to focus only on certain areas in your financial life.
 

Financial Planner Association Indonesia
 

Along with the growing need for financial planners, requires a standard for quality financial planners. A financial planner should receive special education that have a level of knowledge sufficient to provide an objective consultation to clients, not just selling investment products.
 

And this standard should be notified to the public, so that people can distinguish between the actual financial planner and sellers of financial products claiming to be a financial planner.
In Indonesia, there is the Financial Planning Association of Indonesia (F.P.A Indonesia) which provides basic standards of financial planners. This institution, in indenpendent and non-profit, establish minimum qualifications that must be owned by a financial planner.
 

People who open a financial planning service is expected to have a certificate of financial planning profession, such as C.F.P (Certified Financial Planner) or Ch.F.C (Chartered Financial Consultant). R.F.P issued his own F.P.A Indonesia-Indonesia (Registered Financial Planner - Indonesia) to local standards. University that provides education for professional financial planners numbers are still small.  
One is the Bina Nusantara University. This private university is the first university that provides financial planning education in Indonesia. With its campus located in downtown Jakarta and teaching staff with professional degrees CFA, CFP and ChFC, UbiNus Diploma in Financial Planning provides a program designed to provide the basic capabilities needed by financial planners, which includes technical knowledge and financial applications, recognize the responsibility professional financial planner, and how to evaluate financial products that are currently outstanding.
 

Meanwhile, to get a degree ChFC, a financial planner must take part in education at The Singapore College of Insurance (SCI).
 

Fortunately, now SCI has entered into cooperation with the State College of Accountancy to conduct Diploma in Financial Planning program and Chartered Financial Consultant program in Jakarta.
 

So if you are interested to clinch the title ChFC, you do not need all the way to Singapore again.  
The modules are taught also been adapted to local conditions of Indonesia, making it easier to digest and apply.


 Indonesian Version:


Seorang perencana keuangan adalah seseorang yang menggunakan proses perencanaan keuangan untuk menolong Anda untuk mendapatkan cara bagaimana mencapai tujuan-tujuan hidup Anda.

Perencana keuangan dapat melihat secara “gambaran besar” atas situasi keuangan Anda dan membuat rekomendasi perencanaan keuangan yang cocok untuk Anda. 

Perencana keuangan dapat melihat seluruh kebutuhan Anda termasuk membuat anggaran dan menabung, perencanaan pajak, investasi, asuransi dan pensiun. Atau, perencana keuangan dapat bekerja untuk Anda atas satu persoalan keuangan tapi tetap dalam konteks situasi keuangan Anda secara menyeluruh.

Pendekatan menyeluruh atas tujuan-tujuan keuangan Anda inilah yang membedakan perencana keuangan dengan penasihat keuangan yang lain, dimana mereka mungkin dilatih untuk fokus hanya ke area tertentu dalam kehidupan keuangan Anda.


Seiring dengan pertumbuhan kebutuhan akan perencana keuangan, dibutuhkan suatu standar baku untuk kualitas perencana keuangan. Seorang perencana keuangan perlu menerima pendidikan khusus sehingga memiliki tingkat pengetahuan yang cukup untuk memberikan konsultasi secara objektif kepada kliennya, bukan hanya sekedar menjual produk-produk investasi. 

Dan standar baku ini perlu diberitahukan kepada masyarakat luas, sehingga masyarakat dapat membedakan antara perencana keuangan yang sebenarnya dan penjual produk keuangan yang mengaku sebagai perencana keuangan.

Di Indonesia, terdapat Financial Planning Association Indonesia (FPAIndonesia) yang memberikan standar baku mengenai perencana keuangan. Lembaga ini, secara indenpenden dan nirlaba, menetapkan kualifikasi minimal yang harus dimiliki oleh seorang perencana keuangan.

Orang yang membuka jasa perencanaan keuangan diharapkan memiliki sertifikat profesi perencanaan keuangan, seperti CFP(Certified Financial Planner) atau ChFC (Chartered Financial Consultant). FPA Indonesia sendiri mengeluarkan gelar RFP-Indonesia (Registered Financial Planner - Indonesia) untuk standar lokal.

Univesitas yang menyediakan pendidikan untuk profesi perencana keuangan jumlahnya masih sedikit. Salah satunya adalah Universitas Bina Nusantara. Universitas swasta ini merupakan universitas pertama yang memberikan pendidikan perencana keuangan di Indonesia. 

Dengan kampusnya yang terletak di pusat kota Jakarta serta tenaga pengajar dengan bergelar profesional CFA, CFP, dan ChFC, UbiNus menyediakan program Diploma Financial Planning yang dirancang untuk memberikan kemampuan dasar yang diperlukan oleh perencana keuangan, yang mencakupi pengetahuan teknis serta aplikasi keuangan, mengenal tanggung jawab profesi perencana keuangan, serta cara menilai produk-produk keuangan yang sedang beredar.

Sementara untuk mendapatkan gelar ChFC, seorang perencana keuangan harus mengikuti pendidikan di The Singapore College of Insurance (SCI).

Untungnya, sekarang SCI sudah mengadakan kerjasama dengan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara untuk menyelenggarakan program Diploma Financial Planning dan program Chartered Financial Consultant di Jakarta. 

Jadi apabila Anda tertarik untuk meraih gelar ChFC, Anda tidak perlu jauh-jauh ke Singapura lagi. Modul-modul yang diajarkan juga sudah disesuaikan dengan keadaan lokal Indonesia, sehingga lebih mudah untuk dicerna dan diaplikasikan.

The Beginning of a Secret.

90/10 Formula.
 
Have you heard the argument of 90/10?

Apparently 90% of all wealth in this world controlled only by 10% of the people. Why can so many property controlled by a number of the rich, while on the other hand most other people have taken the trouble to fight 10% of the remaining assets?

One of the reason_'poor-people' that in fact only the workers 'forced' to pay tax every month through wage cuts, while rich people pay taxes once a year, and even then it is said can be negotiated.

Just kidding, sorry that's not the real reason, the real reason is because the rich have a secret recipe that is not taught in ordinary people. This recipe is only revealed in their own families or close relatives, through word of mouth.
 
By using this recipe, they can live a relaxed without worrying about a lack of money. They do not need to work to earn money, but uanglah who come looking for them.

Unfortunately for ordinary people, to get this secret it takes years of experience and research that deep. After all the secrets that they are following the road is full of tricks and traps, so that without appropriate knowledge, a lot of costs that had spent in vain to try it.

Rich people know,  

How:
  • Getting the Maximum Results from the Money They;
  • Selecting the Most Profitable Investment Path ;
  • Children Education Fund Go to Main University;
  • Securing Property Of Risk;
  • Break Away From Debt;
  • Retirement Life Style Without loss; 
  • Leaving a Legacy Billions To Descendants
You can also provided if you know the secret!


Indonesian Version:

DALIL 90/10

Anda pernah mendengar dalil 90/10?

Ternyata 90% dari seluruh kekayaan yang ada di dunia ini dikuasai hanya oleh 10% dari orang-orang. Mengapa bisa begitu banyak harta yang dikuasai oleh sejumlah kaum kaya, sementara di sisi lain sebagian besar orang lainnya harus bersusah payah untuk memperebutkan 10% sisa harta?

Salah satu penyebabnya_orang ‘miskin” yang notabene hanya kaum pekerja ‘dipaksa’ membayar pajak setiap bulan melalui pemotongan upah, sementara orang-orang kaya membayar pajak setahun sekali, itupun konon bisa dinegosiasikan.

Just kidding, maaf bukan itu alasan yang sebenarnya, Alasan yang sebenarnya disebabkan karena kaum kaya memiliki resep rahasia yang tidak diajarkan pada orang biasa. Resep ini hanya diturunkan pada keluarga sendiri atau kerabat dekat, lewat mulut ke mulut.

Dengan menggunakan resep ini, mereka dapat hidup santai tanpa perlu khawatir kekurangan uang. Mereka tidak perlu bekerja untuk mencari uang, melainkan uanglah yang datang mencari mereka.

Sayangnya bagi orang biasa, untuk mendapatkan rahasia ini dibutuhkan pengalaman bertahun-tahun dan penelitian yang dalam. Lagipula jalan rahasia yang mereka tempuh penuh dengan trik dan jebakan, sehingga tanpa pengetahuan yang memadai, akan banyak biaya yang terpaksa dikeluarkan secara sia-sia untuk mencobanya.

Orang Kaya Tahu 

Bagaimana Caranya:

*          Mendapatkan Hasil Maksimal dari Uang Mereka
*          Memilih Jalur Investasi yang Paling Menguntungkan
*          Mendanai Pendidikan Anak Ke Universitas Unggulan
*          Mengamankan Harta Benda Dari Resiko
*          Melepaskan Diri Dari Hutang
*          Pensiun Tanpa kehilangan Life Style
*          Meninggalkan Warisan Milyaran Untuk Keturunan

Anda Juga Bisa Asalkan Anda Tahu Rahasianya!!!

Tuesday, November 2, 2010

"The Sins of financial" as inhibiting factor to the rich.

One well known observer of Finance has shared with me about the financial mistakes that are often done so in the way toward getting rich. 

Prosperous retirement without losing the life-style of course be the desire of every person.
Unfortunately, in reality only a small percentage of people who managed to achieve this condition. 


The rest? Most people are forced to continue working until dark, or depend on family life.

Why does this happen? The answer is because throughout his life, most people tend to do the "sins" financially. Many consider this error is not important, thus closing his eyes and let her keep one continuously. As a result fatal to the financial impact in older age.
 

What are the "sins" are often made people financially?
 

1. No setting goals.

If you do not know where are you going, how do you get? To build wealth, you first must have a purpose. You should first determine the amount of money you want, only then you can create a financial plan.


2. No set incidentals.

 
You probably know what your general expenses, but do you realize how much total money you spend on little things? Be careful on small expenditures, even more so to that often, because after a large sum would be worth.

3. Submit all financial arrangements on others.


You need to participate in making financial plans. With this participation, then you will better understand your current financial situation. And you reduce the dependence on people who manage your finances.


4. When loan repayment is too long.


Thirty years is too long a period for a credit. You will end up paying the price of 2 to 3 times the price that should be if you insist on bills and 30-year installments. Take a shorter period of time, eg 15 years. This will save you money.


5. Too much debt.

 
Remember that every loan will carry interest you pay. Interest is payable amount is not small and constantly going to erode your finances. If you want to be healthy financially, you have to pay all your debts as quickly as possible.


6. Not enough preparation for retirement or a late start.


Retirement should be planned as early as possible. The sooner you start, the less money you need tubes every month.


7. Using your retirement savings prematurely.


Remember, whatever happens, do not ever use your retirement money prematurely. If not, the consequences will be fatal. It could be you retire without any funds.


The moral of this writing, always alert to the "sins" financially. Do not mistake this mistake in the way of friends to prosperity.


Thanks to our friend the financial analysts who have shared this understanding so that I can share them with other friends who do not know.



Indonesian Version:


Seorang pengamat Keuangan terkenal telah berbagi kepada saya mengenai kesalahan-kesalahan finansial yang sering dilakukan sehingga menghalangi jalan menuju kaya.

Pensiun sejahtera tanpa kehilangan gaya-hidup tentunya menjadi keinginan setiap orang. 

Sayangnya, dalam kenyataannya hanya sebagian kecil orang saja yang berhasil mencapai kondisi ini. Sisanya? Kebanyakan orang terpaksa terus bekerja hingga tua, atau hidup bergantung pada keluarga.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Jawabannya adalah karena sepanjang hidupnya, kebanyakan orang cenderung melakukan  “dosa-dosa” finansial. Banyak yang menganggap kesalahan ini tidak penting, sehingga menutup matanya dan membiarkan dirinya tetap salah secara terus-menerus. Akibatnya berdampak fatal bagi keuangan di masa tuanya.

Apa saja "dosa-dosa" finansial yang sering dilakukan orang?


1. Tidak menentukan tujuan
.
 
Bila Anda tidak tahu mau kemana, bagaimana Anda bisa sampai? Untuk membangun kekayaan, pertama Anda harus memiliki tujuan. Terlebih dahulu Anda harus menetapkan jumlah uang yang Anda inginkan, setelah itu baru Anda bisa membuat rencana keuangan.

2. Tidak mengatur pengeluaran kecil.

 
Anda mungkin tahu berapa pengeluaran umum Anda, tetapi apakah Anda menyadari berapa total uang yang Anda keluarkan untuk hal-hal kecil? Berhati-hatilah pada pengeluaran kecil, terlebih lagi untuk yang sering terjadi, karena setelah dijumlahkan akan bernilai besar.

3. Menyerahkan seluruh pengaturan keuangan pada orang lain.

Anda perlu ikut serta dalam membuat rencana keuangan. Dengan adanya partisipasi ini, maka Anda akan lebih memahami kondisi finansial Anda sekarang. Dan Anda mengurangi ketergantungan terhadap orang yang mengatur keuangan Anda.

4. Waktu cicilan hutang terlalu lama.

 
Tiga puluh tahun adalah jangka waktu yang terlalu panjang untuk sebuah kredit. Anda akan berakhir dengan membayar harga 2 hingga 3 kali harga yang seharusnya bila Anda bersikeras mencicil tagihan hingga 30 tahun. Ambillah jangka waktu yang lebih pendek, misalnya 15 tahun. Hal ini akan menghemat banyak uang Anda.

5. Terlalu banyak hutang.

 
Ingatlah bahwa setiap hutang akan membawa bunga yang harus Anda bayar. Bunga hutang ini jumlahnya tidak sedikit dan secara terus-menerus akan mengikis keuangan Anda. Apabila Anda ingin sehat secara finansial, Anda harus membayar semua hutang Anda secepat mungkin.

6. Tidak cukup persiapan pensiun atau terlambat memulai.

 
Masa pensiun perlu direncanakan sedini mungkin. Semakin cepat Anda memulai, maka semakin sedikit uang yang perlu Anda tabung setiap bulannya.

7. Menggunakan tabungan hari tua Anda sebelum waktunya.

 
Ingat, apapun yang terjadi, jangan pernah menggunakan uang pensiun Anda sebelum waktunya. Kalau tidak, akibatnya akan fatal. Bisa-bisa Anda pensiun tanpa dana sama sekali.

Pesan moral tulisan ini, selalulah waspada pada "dosa-dosa"  finansial. Jangan sampai kesalahan kesalahan seperti ini menghalangi jalan teman-teman menuju kesejahteraan.

Terima kasih kepada teman pengamat keuangan yang telah berbagi pemahaman ini sehingga saya bisa membaginya kepada teman-teman lain yang belum mengetahuinya.